Trading tanpa konsep support dan resistance akan memperkecil resiko trading yang besar, karena dalam konsep ini diperkenalkan bahwa sebenarnya, harga suatu instrumen keuangan mempunyai level-level tertentu yang bisa dijadikan ajuan untuk trading sehingga memudahkan menentukan acuan harga.
You can use the editor on GitHub to maintain and preview the content for your website in Markdown files.
Whenever you commit to this repository, GitHub Pages will run Jekyll to rebuild the pages in your site, from the content in your Markdown files.
Definisi teknis:
Definisi supply dan demand:
Support-> penawaran > permintaan, harga akan naik
Jika harga menembus level support, maka kemungkinan harga akan naik, karena level support jika ditembus akan menjadi level resistance baru
Resistance-> penawaran<permintaan, harga akan turun
Jika harga menembus level resistance, maka kemungkinan harga akan turun, kareba level resistance jika ditembus akan menjadi level support baru
Ada banyak cara yang digunakan trader untuk menghitung titik ini, beberapa diantaranya yang sering dipakai adalah sebagi berikut:
1-Titik Tertinggi (Top) dan Titik Terendah (Bottom)
2-Trendline (Garis Trend)
3-Fibonacci Retracement
4-Round Number (angka bulat)
5-Moving Average
Simple Moving Average (SMA):
Merupakan MA paling sederhana dengan konsep menjumlahkan X chart sebelumnya lalu dibagi dengan angka X tersebut. Sebagai contoh, jika pada timeframe 1 jam kita menggunakan MA50, artinya 50 chart per jam kebelakang lalu dibagi dengan 50 akan menghasilkan angka tertentu. Nah perhitungan nilainya bisa diambil dari titik tertinggi (high), titik terendah (low), harga pembukaan (open), atau harga penutupan (close). Semakin besar periode X semakin “halus” pula MA(X) yang dihasillan seperti contoh berikut ini:
Gambar diatas menunjukan bahwa:
Berikut merupakan setting SMA yang paling banyak digunakan:
Exponential Moving Average (EMA):
SMA atau EMA?
SMA maupun EMA mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, mari kita bahas satu persatu:
Crossover
Pasangan MA yang sering dipakai adalah sebagai berikut:
Contoh untuk kasus MA-20 dan MA-50: yang jadi patokan crossover adalah MA-20 yang melewati chart seperti gambar di bawah:
6-Bollinger Band
Squeeze
Reversal
Jajaran
Exit
7-Pivot Point
Sebelum membahas masing-masing cara perhitungannya, berikut keterang dari beberapa istilah:
High: Harga tertinggi periode sebelumnya Low: Harga terendah periode sebelumnya Open: Harga pembukaan periode sebelumnya Close: Harga penutupan periode sebelumnya
Classic:
Pivot Point (PP) = (High + Low + Close / 3)
Level Resistance ketiga (R3) = High + 2 x (PP - Low)
Level R2 = PP + (High - Low)
Level R1 = (2 x PP) - Low
Level Support pertama (S1) = (2 x PP) - High
Level S2 = PP - (High - Low)
Level S3 = Low - 2 x (High - PP)
Fibonacci:
PP = (High + Low + Close) / 3
R3 = PP + ((High – Low) x 1.000)
R2 = PP + ((High – Low) x 0.618)
R1 = PP + ((High – Low) x 0.382)
S1 = PP – ((High – Low) x 0.382)
S2 = PP – ((High – Low) x 0.618)
S3 = PP – ((High – Low) x 1.000)
Camarilla:
PP = (High + Low + Close) / 3
R4 = Close + ((High - Low) x 1.1/2)
R3 = Close + ((High - Low) x 1.1/4)
R2 = Close + ((High - Low) x 1.1/6)
R1 = Close + ((High - Low) x 1.1/12)
S1 = Close – ((High - Low) x 1.1/12)
S2 = Close – ((High - Low) x 1.1/6)
S3 = Close – ((High - Low) x 1.1/4)
S4 = Close – ((High - Low) x 1.1/2)
Woodie’s:
PP = (High + Low + (Open hari ini * 2)) / 4
R3 = High + 2 * (PP - Low)
R2 = PP + High – Low
R1 = (2 X PP) – Low
S1 = (2 X PP) – High
S2 = PP – High + Low
S3 = Low - 2 * (High - PP)
DeMark’s:
If Close < Open, then X = High(previous day) + [2 x Low(previous day)] + Close(previous day)
If Close > Open, then X = [2 x High(previous day)] + Low(previous day) + Close(previous day)
If Close = Open, then X = High(previous day) + Low(previous day) + [2 x Close(previous day)]
Pivot Point (P) = X/4
Support 1 (S1) = X/2 – High(previous day)
Resistance 1 (R1) = X/2 – Low(previous day)
Floor:
Pivot Point = [High(previous day) + Low(previous day) + Close(previous day)]/3
R1 = (2*Pivot Point) – Low(previous day)
S1 = (2*Pivot Point) – High(previous day)
R2 = Pivot Point + (R1 – S1)
S2 = Pivot Point – (R1 – S1)
R3 = Pivot Point + (R2 – S2)
S3 = Pivot Point – (R2 – S2)
Metode manapun yang digunakan utuk menentukan titik pivot, tidak ada indikator yang menjamin keberhasilan atau indikator terbaik. Indikator tersebut hanya membantu untuk mengenali kecenderungan pergerakan pasar. Pemahaman trader sendiri lah menentukan keberhasil profit dalam trading, bukan sebuah indikator…